Dalam kamus Longman
Dictionary of Contemporary English, globalisasi yang berasal dari kata
global memiliki arti “concerning the whole earth” yakni segala sesuatu yang
memiliki kaitan dengan dunia internasional atau dengan seluruh alam semesta.
Dilihat dari
pengertian globalisasi sendiri nampaknya dalam mengahadapi era globlalisasi
koperasi patut berwaspada. Karena masih banyaknya maaslah koperasi yang sulit
untuk diselesaikan, salah satu masalah koperasi yang mengahambat perkembangan
koperasi yaitu kredit macet. Dalam menghadapi masalah ini koperasi kurang tegas
dalam memberikan kebijakan kredit. Sehingga para kriditurnya-pun santai dalam
mengahadapinya, tanpa ada rasa tanggung jawab untuk membayar kreditnya. Globaliasi
bukan-lah era yang mudah untuk diikuti perkembangannya, jika dilihat koperasi
rasanya kurang bisa untuk mengikuti perkembangannya di era globalisasi,
terkecuali system koperasi dibenahi menjadi lebih baik lagi, dengan begitu
koperasi bukan tidak mungkin lagi koperasi bisa mengikuti era globalisasi.
Dalam
menghadapi era globalisasi ekonomi, para pelaku usaha khususnya koperasi dan
UMKM harus bersikap reaktif dan atisipatif dalam menghadapi globalisasi
ekonomi, bukannya mengeluh dan mengatakan bahwa kita belum siap menghadapi
globalisasi tanpa adanya usaha dan kerja keras. Karena mengeluh bukan merupakan
jalan keluar dari suatu ancaman globalisasi.
Keberadaan
beberapa koperasi telah dirasakan peran dan manfaatnya bagi masyarakat,
walaupun derajat dan intensitasnya berbeda. Setidaknya terdapat tiga tingkat
bentuk eksistensi koperasi bagi masyarakat (PSP-IPB, 1999) :
Pertama, koperasi dipandang sebagai
lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu dan kegiatan usaha
tersebut diperlukan oleh masyarakat. Kegiatannya bertujuan sebagai pelayanan
kebutuhan keuangan atau perkreditan atau kegiatan pemasaran atau lainnya.
Kedua, koperasi
telah menjadi alternative bagi lembaga usaha lain. Pada kondisi ini masyarakat
telah merasakan bahwa manfaat dan peran koperasi lebih baik dibandingkan dengan
lembaga lain. Beberapa KUD untuk beberapa kegiatan usaha tertentu
diidentifikasikan mampu member manfaat dan peran yang memang lebih baik
dibandingkan dengan lembaga usaha lain dan demikian pula dengan koperasi
kredit.
Ketiga, koperasi menjadi organisasi
yang dimiliki oleh anggotanya dan hal tersebut menjadi factor utama yang
membuat koperasi mampu bertahan pada kondisi yang sulit, yaitu dengan
mengandalkan loyalitas anggota dan kesediaan anggota untuk bersama-sama
menghadapi kesulitan tersebut.
Peluang
dan Tantangan Koperasi Dalam Era Globalisasi
Usaha
kecil, Menengah, dan Koperasi (UKMK) yang biasanya dianggap tidak penting dan
disepelekan justru sebagaian besar dapat eksis dalam menghadapi badai krisis.
Sebagai contohnya banyak peluang pasar yang semula tertutup sekarang menjadi
terbuka. Contohnya, akibat mahalnya harga obat yang sebagaian besar masih harus
diimpor, produsen jamu yang membentuk koperasi mendapatkan kesempatan untuk
memperluas jangkauan pasarnya.
Seandainya
globalisasi benar-benar terwujud sesuai dengan terjadinya pasar bebas dan
persaingan bebas, maka bukan berarti tamatlah riwayatnya koperasi justru
peluang koperasi untuk tetap berperan dalam perekonomian nasional dan
internasional terbuka lebar asal koperasi dapat berbenah diri menjadi salah
satu pelaku ekonomi (badan usaha) yang kompetitif dibandingkan pelaku ekonomi
lainnya.
Langkah-langkah
Antisipasi Koperasi Dalam Globalisasi
Sector-sektor
usaha kecil di Indonesia perlu diberi kesempatan untuk berperan lebih banyak
dalam bidang ekonomi di Indonesia. Keistemewaan koperasi tidak dikenal adanya
majikan dan buruh serta tidak ada istilah pemegang saham mayoritas. Semua
anggota berposisi sama dengan hak suara sama. Oleh karena itu, apabila
aktivitas produksi yang dilakukan koperasi ternyata dapat member laba
financial, semua pihak akan turut menikmati laba tersebut. Untuk mengembangkan
koperasi masih banyak hal yang perlu dibenahi baik di sisi ubternal maupun
eksternal. Di sisi internal dalam tubuh koperasi masih banyak hal-hal yang
merugikan. Misalnya yang paling berbahaya adalah penyalahgunaan koperasi
sebagai wahana social politik. Parahnya lagi para pengurus koperasi kadangkala
merangkap jabatan biropkratis , politis atau jabatan kemasyarakatan sehingga
terjadi konflik peran. Konflik yang berlatarbelakang nonkoperasi dapat terbawa
ke dalam koperasi sehingga mempengaruhi citra koperasi. Dari sisi eksternal,
terdapat semacam ambiguitas pemerintah dalam konteks pengembangan koperasi karena
sumber daya dan budidaya lebih dialokasikan untuk mengurangi konflik-konflik
social politik, maka agenda ekonomi konkret tidak dapat diwujudkan. Koperasi
jadi impoten, dimana fungsi sebagai wahana mobilisasi tidak dan
perjuanganperekonomian rakyat kecil tidak berjalan.
Berikut
ini adalah ringkas langkah koperasi untuk menghadapi era-globalisasi
1.
Dalam menjalankan usahanya, pengurus koperasi harus mampu mengidentifikasi
kebutuhan kolektif anggotanya dan memenuhi kebutuhan tersebut. Proses untuk
menemukan kebutuhan kolektif anggota sifatnya kondisional dan lokal spesifik.
Dengan mempertimbangkan aspirasi anggota-anggotanya, sangat dimungkinkan
kebutuhan kolektif setiap koperasi berbeda-beda.
2.
Adanya efektifitas biaya transaksi antara koperasi dengan anggotanya sehingga
biaya tersebut lebih kecil jika dibandingkan biaya transaksi yang dibebankan
oleh lembaga non-koperasi.
3.
Kesungguhan kerja pengurus dan karyawan dalam mengelola koperasi. Disamping
kerja keras, figur pengurus koperasi hendaknya dipilih orang yang amanah, jujur
serta transparan.
4.
Membagi koperasi menurut beberapa sektor : koperasi produsen atau koperasi yang
bergerak di bidang produksi, koperasi konsumen atau koperasi konsumsi, dan
koperasi kredit dan jasa keuangan.
5.
Pemahaman pengurus dan anggota akan jati diri koperasi, pengertian koperasi,
nilai-nilai koperasi dan prinsip-prinsip gerakan koperasi harus dijadikan point
penting karena hal itu yang mendasari segala aktifitas koperasi. Aparatur
pemerintah terutama departemen yang membidangi masalah koperasi perlu pula
untuk memahami secara utuh dan mendalam mengenai perkoperasian.
6.
Kegiatan koperasi bersinergi dengan aktifitas usaha anggotanya.
7.
Koperasi produksi harus merubah strategi kegiatannya dengan mereorganisasi
kembali supaya kompatibel dengan tantangan yang dihadapi.
Dengan
demikian, koperasi pun mampu setidaknya menghadapi era globalisasi saat ini,
bukan malah terseret arus globalisasi yang berdampak koperasi akan tenggelam.
Mari kita benahi koperasi sejak dini, karena koperasi di Indonesia juga
merupakan jati diri bangsa dalam memajukan perekonomian.
Tak hanya merupakan jati diri bangsa Indonesia, tetapi koperasi juga dapat memberikan modal untuk usaha kecil yang tidak bisa mereka pinjam melali lembaga lain. Sehingga koperasi tidak secara langsung akan membantu pemerintah dalam program mengurangi pengangguran di Indonesia. Dengan berkurangnya penganguran di koperasi akan membuat bjak yang didapat negara akan semakin besar dan pendapat per kapita bisa naik.
Sumber: http://jkt45.com/pengertian-globalisasi-definisi/
http://restirs.wordpress.com/2012/11/06/tugas-3-siapkah-koperasi-indonesia-menghadapi- era-globalisasi/
http://restirs.wordpress.com/2012/11/06/tugas-3-siapkah-koperasi-indonesia-menghadapi- era-globalisasi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar