Minggu, 19 Januari 2014

Sikap Terhadap Kebijakan Harga Koperasi



Bila dilihat dari peranan anggota dalam koperasi yang begitu dominan, maka setiap harga yang akan ditetapkan koperasi harus dibedakan antara harga untuk anggota dengan hqrga untuk nonanggota. Hal inilah yang membedakan kebijakan harga dikoperasi dengan perusahaan non koperasi.

Segmen pasar dalam koperasj terbagi dua, yaitu anggota dan nonanggota, sedangkan perushaan nonkoperasi adlah masyarakat umum yang tidak punya kaitan kepemilikan dengan perusahaan tersebut. Perbedaan ini mengharuskan daya analisis yang lebih tajam dalam melihat pernan koperasi dalam pasar yang bersaing. Dlam hal ini seharusnya pelyanan yang diberikan kepada anggota harus berbeda dengan pelayanan kepada nonanggota baik dalam segi harga maupun fasilitas-fasilitas lain.

Sekarang bagaimana jika harga yang diberlakukan sama bagi anggota dan bukan anggota? Tentu saja jika harga yang diberlakukan sama, anggota harus memperoleh SHU yang lebih besar sebab anggota tidak memperoleh keuntungan langsung dari harga pelayanan, namun kondisi ini kurqng disukai oleh anggota koperasi-koperasi yang terintegrasi dengan anggota yang jumlahnya banyak. Alsannya adlah kontrol terhadap jumlah anggota yang banyak akan lebih susah sistem administrasi yang lebih rumit, dan taksiran jasa anggota yang relatif sulit, sehingga jumlah SHU yang diperoleh kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berbeda dengan sistem pelayanan yang memperoleh keuntungan langsung atas pembelian produk, kasulitan-kesulitan itu akan mudah direduksi. Di samping itu anggota dapat menjual kembali produk yang dibeli dari koperasi kepada masyarakat dengan tingkat harga pasar yang berlaku.

Berdasarkan alasan tersebut, kiranya kurang tepat bila kebijakan harga yang sama bagi anggota dan nonanggota. Sudah seharusnya koperasi menetapkan harga jual kepada anggota yang lebih rendah dibanding dengan harga keoada nonanggota. Dengan cara seperti ini disamping anggota di tingkat bawah atau pada koperasi primer disamping dapat memperlancar pemasaran bahan /produk yang dihasilkan, juga memperoleh keuntungan langsung dari hasil pembelian produk koperasi di tingkat yang lebih tinggi. Hal inilah yang sebenarnya diharapkan oleh anggota koperasi, karena dengan cara inilah tingkat kesejahteraan anggota pada tingkat koperasi paling bawah (koperasi primer) dapat ditingkatkan.

Sumber:
Kusnadi, Hendar, Ekonomi Koperasi , Jakarta: Lemabaga Penerbit FE-UI, 1999

Tidak ada komentar:

Posting Komentar