Sebagai bagian dari sitem pasar
secara keseluruhan, koperasi akan bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain
yang bukan koperasi. Untuk memenangkan persaingan, bagaimanapun koperasi harus
mempunyai kemampuan bersaing di pasar. Berbagai strategi dan kebijaksanaan yang
biasa dilakukan oleh bnayak perusahaan nonkoperasi harus digunakan oleh
koperasi agar mampu meraih target pasar yang dikehendaki. Koperasi harus mampu
menggunakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki, mampu mencari peluang yang dapat
meningkatkan pertumbuhan, memnafaatkan kesempatan-kesempatan yang ada dan
memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada dalam tubuh koperasi.
Sebagai organisasi yang dimiliki
oleh para anggota, koperasi angat mungkin memanfaatkan kekuatannya terutama
yang berhubungan dengan economies of
scale, bargaining position dipasar
sebagai akibat bersatunya para produsen dalam koperasi, kemempuan dalam
menghadapi ketidakpastian , pemanfaatan inter-linkage
market dan transaction cost
sebagai akibat self control dan self management. Economises of scale dapat diperoleh melalui pembelian bahan/barang.
Pembelian bahan yang banyak akan merendahkan biaya rata-rata karena kan
memperoleh potongan harga sehingga harga per unitnya akan semakin murah. Bargaining position dipasar diperioleh melalui penjualan produk
yang dihasilkan oleh organisasi koperasi. Bersatunya para produsen dalam sebuah
organisasi koperasi merupakan ajang yang baik dalam mengatur harga jual. Itu
berarti koperasi mempunyai kekuatan dalam penawaran produknya. Kemampuan menghadapi
ketidakpastian di masa yang akan datang terutama karena dalam koperasi terdapat
internal market disamping external market. Adanya internal market memungkinkan risiko yang
ditimbulkan sebagai akibat ketidakpastian dapat ditekan serendah mungkin. Sedangkan
bila terdapat risiko sebagai akibat koperasi bergerak di external market, risiko itu akan ditanggung bersama-sama anggota.
Jadi pada akhirnya biaya risiko per anggota akan menjadi murah. Adanya interlingkage market pada koperasi merupakan kekuatan lain yang dimiliki intitusi
koperasi karena dasarnya transaksi antarkoperasi bukan didasarkanpada profit motive melainkan non-profit motive.keadaan tersebut
dapat menurunkan biaya transaksi. Biaya transaksi disini diartikan sebagai
biaya yang dikeluarkan di luar biaya produksi. Rendahnya biaya transaksi pada
koperasi disamping karena adanya social
control dan management control,
juga karena adanya kemampuan untuk menghadapi risiko ketidakpastian, pembelian
dalam jumlah banyak dan inter-linkage
market.
Kendatipun banyak kekuatan yang
sebenarnya dapat dimanfaatkan oleh koperasi, tetapi sisi lain yang masih
memperhatikan adalah rendahnya tingkat pertumbuhan koperasi sebagai akibat
katidakmampuan koperasi dalam mencari dan memanfaatkan peluang yang ada.
Bila dikaji secara teoritis,
banyak kelemahan koperasi yang timbul dari sifat dasarnya. Dalam
prinsip-prinsip koperasi yang dikemukakan terdahulu terlihat ada kelemahan
dalam struktur permodalan pada koperasi. Pemupukan modal memang bisa dilakukan
melalui partisipasi kontribusi keuangan. Tetapi cara tersebut sulitr dilakukan
mengingat kelemahan dari beberapa prinsip koperasi yang ada. Kelemahan Prinsip
tersebut:
1. Prinsip keanggotaan bersifat terbuka dan
sukarela, akan mlemahkan struktur permodalan dalam jangka panjang sebab jika
perusahaan koperasi tidak mampu melayani kepentingan anggota, ia bisa keluar
dari keanggotaan koperasi. Konsekuensinya, modal yang tertanam dalam koperasi
harus dikembalikan.
2. Prinsip control secara demokratis, menyebabkan
anggota yang memiliki modal dalam jumlah banyak akan keluar dari koperasi dan
memilih masuk organisasi nonkoperasiyang ketentuan-ketentuannya menyatakan
pemilik modal terbesar adalah yang memiliki control terbesar dalam perusahaan.
3.
Prinsip pembagian sisa hasil usaha berdasarkan
jasa anggota, akan mengurangi pemilik modal memasuki koperasi.
4.
Prinsip bunga yang terbatas atas modal, akan
mengurangi kegiatan anggota untuk menabubg pada koperasi.
Kelemahan structural permodalan
pada koperasi menunjukan bahwa koperasi tidak kan cocok untuk bidang usaha yang
membutuhkan modal cukup besar dan stabil.
Kelemahan-kelemahan koperasi
tersebut sedapat mungkin dikurangi agar koperasi paling tidak dapat tetap eksis
dalam persaingan. Tetapi untuk membnagun koperasi, sebenarnya tidak seluruhnya
menjadi beban sector koperasi, tetapi dibutuhkan berbagai sector yang terkait
dengan pertumbuhan koperasi.
Sumber:
Kusnadi, Hendar, Ekonomi Koperasi , Jakarta: Lemabaga Penerbit FE-UI, 1999
Terimakasih..
BalasHapusIni sangat bermanfaat..